Smile with no Burden


Entah itu karena tugas sekolah atau tugas di rumah yang diberikan padaku, semuanya membuat suasana hatiku menjadi buruk. Tugas yang menumpuk, benar-benar membuat moodku yang memang sudah terlanjur jelek menjadi bertambah jelek. Yah, meski sebenernya tidak ada yang salah dengan tugas-tugas tersebut. Karena memang kewajibanku sebagai murid dan juga sebagai anak untuk mengerjakan tugas-tugas itu. Tapi tetap saja hal ini rasanya tidak adil, kenapa mereka harus datang pada saat yang bersamaan. Benar-benar menggangguku. Mengeluh memang tak akan ada gunanya. Sebanyak apapun keluhanku, mereka tak akan menghilang sebelum aku mengerjakan semuanya. Perlu kebesaran hati untuk melaksanakan semua ini.
Jadi, untuk mengusir kekesalanku ini, kuputuskan untuk keluar dari kamarku. Setelah rasanya cukup lama aku berdiam diri di dalam kamarku tanpa melakukan satu hal pun. Satu hal yang ingin kulakukan saat ini hanya duduk di bangku taman di halaman rumahku. Memang bukan gagasan yang bagus untuk dilakukan. Tapi aku benar-benar ingin melupakan sejenak semua tugas itu. Hanya sebentar. Aku ingin sebuah ketenangan dan kenyamanan. Jadi, tanpa berpikir panjang lagi, aku melangkahkan kakiku keluar dari kamar menuju taman.
Hal pertama yang aku kusadari adalah udara malam itu yang dingin tapi terasa sejuk dan menyenangkan. Aku memperhatikan setiap sudut taman, tapi aku tak menemukan apa yang tengah kucari. Ia tak terlihat dimanapun. “Terlalu bodoh untuk berpikir dia ada di sini” pikirku dalam hati.
Ketika aku menengadahkan kepalaku, aku tersenyum tanpa  sadar. Pemandangan langit malam itu memang menghiburku. Langit malam itu terlihat begitu indah dengan banyak titik-titik cahaya yang bersinar begitu indah. Ya, bintang-bintang itu. Merekalah yang membuat langit malam yang  gelap tak terlihat menakutkan. Bintang dan gelap takkan pernah terpisahkan. 
  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sheila On 7 - Yang Terlewatkan

PENAMPILAN DIRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN RUMPLE LEED (1)