PENAMPILAN DIRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penampilan
diri merupakan salah satu kajian sekaligus menjadi ciri suatu perkembangan
kepribadian seseorang. Penampilan diri sangat penting diperhatikan oleh
seseorang karena sebuah penampilan akan memberikan penilaian awal pada diri
kita yang diberikan oleh orang lain. Setiap orang harus mampu memperlihatkan
penampilan yang sesuai dengan etika dan konteks berpakaian karena hal itu
penting agar mendapat penilaian yang baik dari orang lain
Setiap
orang yang ingin berpenampilan baik tentu harus memperhatikan banyak hal baik
dari pakaian yang kita gunakan langsung, seperti pakaian yang bersih dan rapi,
bau badan maupun hal-hal yang mengenai
sikap kita, seperti ekspresi wajah,. Sehingga penting bagi setiap orang untuk
memperhatikan penampilan dirinya, baik sikap maupun etika dalam berbusana
Seorang
perawat juga sangat penting untuk menampilkan penampilan yang menarik, hal ini
penting pada saat seorang perawat menghadapi pasien yang mengalami perubahan
penampilan, seorang perawat dapat mengubah suasana hati dari pasien tersebut,
dengan menampilkan penampilan yang menarik, bisa dilakukan dengan menampahkan
make-up serta pewangi badan.
Hal
ini menjadi pedoman penulis untuk menulis paper ini, selain untuk menuntaskan
tugas kuliah, paper ini juga dibuat untuk meberikan penjelasan mengenai
pentingnya penampilan yang menarik.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana cara
berpenampilan yang menarik?
1.2.2
Bagaimana etika dalam
berbusana?
1.2.3
Apa saja do and don’t dalam penampilan?
1.2.4
Bagaimana tips berpenampilan
yang nyaman?
1.3
Tujuan
Tujuan tulisan paper ini
adalah untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan :
1.3.1 Cara berpenampilan yang
menarik
1.3.2 Etika dalam berbusana
1.3.3 Do
and don’t dalam penampilan
1.3.4 Tips berpenampilan yang nyaman
1.4
Manfaat
Manfaat yang didapat dari
tulisan paper ini adalah pembaca dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan :
1.4.1 Cara berpenampilan yang
menarik
1.4.2 Etika dalam berbusana
1.4.3 Do
and don’t dalam penampilan
1.4.4 Tips berpenampilan yang nyaman
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penampilan menarik
2.1.1
Pengertian penampilan
Penampilan adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang, dan
juga meupakan sarana komunikasi antara seorang individu dengan individu
lainnya. Tampil menarik dapat menjadi salah satu kunci sukses dalam kehidupan
sosial bermasyarakat. Orang lain akan merasa nyaman, betah, dan senang dengan
penampilan diri yang enak dipandang mata. Berpenampilan menarik bukan berati
mewah, tetapi tergantung pada diri individu itu sendiri dalam kaitannya
pengembangan diri seutuhnya secara baik.
Penampilan mengandung pengertian, diantaranya (1) enak dan menarik
dipandang mata, (2) kesempurnaan penampilan dalam warna, (3) proporsi tubuh
yang simetris yang menimbulkan kesan menarik. Dengan kata lain, suatu
penampilan akan terlihat menarik manakala penampilan itu pleasing atau berbentuk sempurna dalam pengertian
proporsi dari setiap bagian terstuktur secara harmonis
2.1.2 Penampilan yang menarik
Usaha yang dapat dilakukan untuk dapa berpenampilan menarik meliputi:
a.
Sikap atau pembawaan
Sikap yang baik akan
menimbulkan kesan yang baik pula. Dalam hal ini, penampilan fisik seseorang
memegang peranan penting melalui cara berjalan, cara berbicara, cara makan,
cara duduk, cara berdiri.
b.
Ekspresi wajah dan
bahasa tubuh
Hal yang terkait
dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh adalah: (1) cara memandang, yaitu
pandangan mata saat melihat atau berbicara dengan lawan bicara. (2) Sikap
tubuh, meliputi sikap kepala (tegak), sikap wajah (alis mata, bibir).
c.
Berbicara
Untuk dapat berbicara
dengan baik dituntut bahasa tubuh yang sesuai dengan pembicaraan yang
dilakukan. Suara juga harus disesuaikan dengan kondisi waktu, tempat, maupun
inti pembicaraan. Misal: jika pembicaraan mengandung makna kemarahan maka
ekspresi wajah, intonasi suara juga menyelaraskan dalam keadaan gusar.
d.
Kesehatan
Kesehatan merupakan
hal penting yang harus diperhatikan dan diusahakan agar memberikan penampilan
segar dan prima. Kesehatan harus dijaga dengan cara: makan dan tidur dengan
teratur, jangan terlalu tegang dan lelah, olahraga yang teratur disesuaikan
dengan kondisi tubuh, pandangan hidup yang optimis.
e.
Kebersihan dan
kerapian
Bau Badan (BB) dan Bau
Mulut (BM) merupakan hal penting yang diperhatikan dan dihindarkan karena akan
mengganggu penampilan secara keseluruhan.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bau badan adalah:
menghindari makanan yang berbau tajam dan merangsang, makan teratur dengan memperbanyak
sayuran dan buah-buahan, secara teratur minum jamu. Adapun hal yang harus dilakukan dalam menghindari bau mulut
adalah: menjaga kebersihan gigi, menghindari penyakit lambung, menjauhi makanan
yang berbau merangsang seperti petai, bawang, durian dan sebagainya. Disamping Bau Badan dan Bau Mulut,
maka kuku juga merupakan satu hal penting harus dijaga kebersihan dan
kerapiannya. Suatu hal yang sia-sia apabila seseorang telah berdandan serapi
dan secantik mungkin, namun kuku-kukunya kotor dan terkesan tidak terawat.
Untuk itu kebersihan kuku baik tangan maupun kaki harus senantiasa
diperhatikan. Usahakan agar panjang kuku sama dan ujungnya tidak kuning. Kerapian pada sepatu dan pakaian juga
merupakan faktor penunjang penampilan seseorang. Pakailah sepatu yang
sesuai dengan ukuran kaki, sesuaikan pula model dan warna dengan pertemuan yang
akan dihadiri. Perhatikan agar sepatu selalu dalam keadaan bersih dan terawat.
f.
Tata rambut dan tata
rias
Untuk tata rambut,
sesuaikan penataan rambut dengan bentuk muka, bentuk tubuh, profesi, waktu,
faktor kepribadian (tidak memaksakan suatu mode tertentu), usia. Untuk tata rias, haruslah dibedakan
berdasarkan waktu, usia, profesi, sifat pertemuan. Jika tata rias untuk pagi
hari maka gunakanlah warna teduh, pastel yang memberi kesan sederhana. Jangan
memakai pemerah pipi dan warna lipstick yang terlalu menyolok.
Daris mata jangan terlalu tajam, dan gunakan mascara dengan ringan pada bulu
mata. Adapun tata rias pada malam hari, dapatlah digunakan warna-warna yang
menolok, berkilap, dan terkesan tajam dan berat.
g.
Tata busana
Busana tidak saja
berfungsi sebagai pelindung tubuh dan penutup bagian tertentu pada tubuh, akan
tetapi busana mempunyai fungsi lain yaitu memperindah diri. Kemampuan seseorang
untuk dapat berbusana dengan tepat dan baik akan menampilkan kesan positif yang
berkaitan erat dengan gairah hidup, sehingga menambah percaya hidup. Berbusana
dengan baik akan menampilkan pribadi yang menarik pula
2.1.3 Faktor eksternal untuk terlihat menarik
1.
Ekspresi Wajah
Selama beberapa tahun
belakangan ini penelitian mengenai ekspresi wajah mulai populer, terutama dalam
mendeteksi kebohongan, seperti serial “Lie To Me” dari Paul Ekman.
Penelitian mengenai ekspresi wajah juga dilakukan untuk mengukur seberapa
menariknya seseorang. Pada penelitiannya, Tracy dan Beall (2011) meminta
partisipan untuk memberikan penilaian pada foto seseorang dengan empat ekspresi
berbeda. Hasilnya, partisipan perempuan paling tertarik pada foto laki-laki
dengan ekspresi bangga, dimana laki-laki tersebut menunjukkan sedikit senyum.
Sementara laki-laki paling tertarik pada foto perempuan dengan ekspresi senang,
dimana perempuan tersebut tersenyum lebar.
Secara tidak langsung, senyum mencerminkan keterbukaan
dan penerimaan pada hubungan. Dalam mencari pasangan, Buss (2008 dalam Tracy
& Beall, 2011) mengatakan bahwa laki-laki memiliki preferensi pemilihan
pasangan pada wanita yang memiliki sifat tersebut. Sebaliknya, sesuai teori
evolusi, wanita lebih memiliki preferensi pada laki-laki yang memiliki kemampuan
untuk menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan. Laki-laki yang
tersenyum lebar secara tidak langsung menunjukkan bahwa dirinya submisif dan
kurang bisa menyediakan hal tersebut. Hal ini juga sesuai dengan teori Gender Norm Consistency dimana terdapat norma gender yang
mengharuskan wanita lebih submisif dan lemah.
2.
Warna
Warna pakaian juga memberikan perngaruh terhadap
penampilan seseorang dan penilaian seseorang terhadap penampilan dan karakter
seseorang. Misalnya warna merah
Warna merah adalah warna yang sering kita lihat
sehari-hari seperti warna apel, warna lipstik, hingga warna sepatu pada lambang
sebuah film yang bisa kita asosiasikan dengan seduktivitas. Menurut beberapa
peneliti (Aslam, 2006; Jacobs, Keown, Worthley, &Gyhmn, 1991; Kaya &
Epps, 2004; Neto, 2002; Elliot & Niesta,2008), merah cenderung
diasosiasikan dengan gairah, nafsu, dan cinta romantis.
Elliot
dan Niesta (2008) melakukan penelitian eksperimen dengan menaruh foto wanita
menggunakan latar belakang merah dan latar belakang putih pada cv yang dibaca
oleh dua kelompok partisipan laki-laki (dibagi berdasar warna latar belakang
foto). Setelah itu partisipan mengisi kuesioner mengenai seberapa menarik
wanita yang cv-nya mereka baca. Hasilnya, partisipan yang mendapatkan
foto berlatar belakang merah menilai kemenarikan wanita tersebut lebih tinggi
daripada partisipan yang mendapatkan foto berlatar belakang putih. Elliot dkk.
(2010) juga melakukan penelitian yang serupa dengan partisipan wanita.
Hasilnya serupa, di mana partisipan lebih tertarik pada foto laki-laki yang
berlatar belakang atau berbaju merah dibandingkan berwarna putih. Dari
penelitian tersebut dapat kita lihat betapa kuatnya asosiasi kita terhadap
‘seksinya’ warna merah.
3.
Kebersihan dan bau badan
Selain
visual, seberapa menarik seseorang juga dapat dilihat dari bau badan seseorang.
Pada penelitiannya pengenai preferensi pemilihan pasangan, Herz dan Cahill
(1997, dalam Herz & Inzlicht, 2002) menemukan bahwa wanita lebih
mementingkan karakteristik bau dibandingkan penampilan, walaupun laki-laki
lebih mementingkan penampilan.
Pada
penelitiannya, Herz dan Inzlict (2002) melakukan survey terhadap preferensi
pemilihan pasangan. Dari 10 item, bau berada pada urutan ketiga terpenting pada
wanita dan keempat pada pria. Selain itu, pria dan wanita sama-sama menyukai
lawan jenis yang bersih dengan bau badan aslinya dibandingkan memakai parfum
walaupun mereka menyukai baunya.
2.2 Etika berbusana
2.2.1
Pengertian etika berbusana
Pengertian
Etika Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model prilaku” atau standar yang diharapkan
dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang
ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.
(Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7) Etika adalah kode prilaku yang
memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu.Etika juga merupakan
peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal
yang baik dan hal yang tidak baik.
Etika Berpakaian Mencari gaya pribadi bukan hal yang mudah
untuk setiap orang. Namun begitu jika Anda menemukanya, anda bari akan
menyadari bahwa lewat pakaian, anda bisa mengekspresikan diri dan menunjukan
diri anda. Tanpa sadar banyak hal diluar sana yang bias memepengaruhi cara kita
berpakaian dan bergaya.Percaya Atau tidak ,gaya personal seseorang bias
mengubah perspektif seseorang. Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehri-hari di samping kebutuhan akan
tempat tinggal (papan) dan makanan (pangan). Pakaian dapat memberikan
keindahan, proteksi dari penyakit, kenyamanan, dan lain sebagainya.
2.2.2
Tata cara berbusana yang baik
1. Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang
tidak menutup aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan
kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup
dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan. Seharusnya
pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi orang-orang yang mengumbar
tubuhnya.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah,
bukan pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu
di luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai pakaian
tipis.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah
dicuci bersih, disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun
kekecilan. Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri
maupun kepada oang lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak
mengganggu akivitas maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun
wanita dengan ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di
tempat seperti di bus umum.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu
hukum di dalam maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan
dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut. Di mana
bumi di pajak, di situ langit di junjung
2.2.3
Cara berpakaian sesuai dengan kondisi
Busana yang pantas
di pakai dan sesuai dengan kesempatan, akan memudahkan seseorang dalam
pergaulan sehari–hari. Hal ini akan membuatnya tidak canggung dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat menimbulkan rasa percaya
diri.Pada umumnya setiap orang memerlukan busana untuk berbagai macam
kesempatan antara lain :
(busana
rumah, busana kerja, busana olah raga, busana rekreasi, busana pesta, busana
berkabung).
1. Busana Rumah.
busana yang pantas di pakai di rumah. Busana rumah
mempunyai kesan sportif, bahan sederhana, bentuk dan desain tidak terlalu
rumit, dan warna tidak menyolok.
2. Busana kerja
Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan dalam
dunia kerja semakin beragam. Situasi kerja yang penuh persaingan, membutuhkan
kegesitan dalam bergerak agar dapat meraih setiap peluang yang ada. Mereka yang
ingin sukses, tentu harus memperhatikan busana yang akan dikenakannya. Wanita
aktif membutuhkan busana yang nyaman dipakai dan menjamin keleluasaan, agar
dapat bebas bergerak dalam segala kesibukan sejak pagi sampai malam hari. Dengan
tuntutan kenyamanan dan keleluasaan beraktifitas, maka setelan
atasan dengan celana panjang bisa menjadi pilihan. Selain modis dan selalu trendi, celana panjang aman
membungkus tungkai hingga mata kaki. Para pengguna busana kerja pun dapat lebih
aktif bergerak sehingga dapat lebih produktif
3. Busana olah raga
Bentuk busana olah raga disesuaikan dengan jenis dan
bentuk olahraganya. Olah raga senam memakai pakaian senam, olah raga renang
memakai baju renang atau bikini, olah raga tennis dapat memakai short atau
kulot dengan perlengkapannya, yakni topi dan sepatu. Denagn kata lain, setiap
olah raga memakai seragam pakaian tersendiri (khusus).
Bahan yang digunakan, pilihlah bahan rajutan supaya
mudah bergerak, warna bahan cerah dan kontras. Demikian juga dengan pelengkap
pakaianya, harus disesuaikan dengan suasana olah raga yang akan dilakukan.
4. Busana rekreasi
Busana rekreasi adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan santai/ bertamasya. Misalnya, rekreasi ke pantai, ke gunung, ke
taman – taman hiburan, ke lokasi bersejarah dan tempat – tempat yang banyak di
kunjungi orang. Dalam desain busana rekreasi, pilihlah bahan yang enak untuk di
pakai bergerak, warna bahan dan desainnya dapat dibuat secara bervariasi
disesuaikan dengan waktu dan kesempatan. Contohnya, bahan, warna, corak,
desain, dan pelengkap busana untuk rekreasi ke gunung berbeda dengan rekreasi
ke pantai.
5. Busana pesta
Busana pesta adalah busana yang di kenakan pada
kesempatan pesta. Sebelum menentukan pilihan desain busana pesta, sebaiknya
pelajari dahulu hal – hal yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pesta tersebut, seperti sebagai berikut :
- Siapa
yang mengundang pesta ?
- Kapan
dilaksanakan, siang atau malam ?
- Di
mana pelaksanaan resepsinya seperti apa ?
Di dalam rancangan desainya, sebaiknya disesuaikan
dengan suasana lingkungan kedaan resepsi, agar mendapatkan kesan yang baik, dan
jangan mengenakan busana yang terlalu berlebihan.
6. Busana berkabung
Dalam menghadiri penghormatan terakhir untuk seseorang
atau kematian, sebaiknya pilihlah warna yang tidak mencolok / warna gelap
seperti abu – abu, putih, biru dan hijau tua atau motif yang tidak terlalu
meriah. Demikian juga dengan desainnya, pilihlah yang sederhana, sopan dan
bersih.
2.2.4
Motif
busana
1. Motif
Religi
Manusia
sebagai makhluk yang mempunyai keyakinan dalam memeluk agama manapun cenderung
mempunyai motif berbusana yang tidak melanggar sopan santun, tata susila, tidak
memberi peluang kepada orang berbuat sesuatu yang asusila. Motif religi ini akan
mendorong orang memilih busana yang sesuai dengan aturan-aturan yang dibolehkan
atau dipersyaratkan dalam agamanya.
2. Motif
Budaya
Busana
cenderung tidak dapat dilepaskan dari budaya masyarakat, karena dipengaruhi
oleh kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat yang ada pada masyarakat. Dikemukakan
oleh Kluckhohn bahwa tujuh unsur kebudayaan sebagai cultural universal yang bisa didapatkan pada
semua bangsa di dunia, yaitu salah satunya peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transport, dan
sebagainya). Salah satu unsur kebudayaan yang
dikemukakan Kluckhohn tersebut,
jelas busana atau
pakaian termasuk dalam unsur kebudayaan.
Berbedanya
busana daerah antara daerah yang satu dan daerah lainnya, karena kebudayaan
manusia di setiap daerah cenderung berbeda, yang dipengaruhi oleh alam sekitar.
Perbedaan busana daerah masing-masing ini, karena setiap daerah mempunyai adat
istiadat, kebiasaan, cara hidup yang bisa berbeda di antara yang satu dan yang
lainnya, dan lingkungan sosial budaya yang berbeda. Jadi, motif budaya ini
dapat dimanifestasikan pada busana, baik dengan adanya busana daerah yang ada
di kepulauan di wilayah Republik Indonesia, maupun dengan masuknya budaya barat yang dianggap oleh orang pada
umumnya lebih praktis. Kenyataan kepraktisan ini memberi inspirasi untuk
membuat busana daerah lebih praktis dalam pemakaiannya tanpa
menghilangkan ciri khasnya.
3. Motif
Kebersamaan
Manusia
sebagai makhluk sosial ingin selalu hidup berteman, sebagai teman ngobrol,
diskusi, mencurahkan isi hati, dan ingin diterima di lingkungan
di mana ia berada. Motif kebersamaan ini dapat dilihat dari kebersamaan
dalam pekerjaan, dalam organisasi, sosial, politik, profesi, kegemaran (hobby),
sekolah (studi). Motif kebersamaan ini dapat diimplementasikan pada kekompakan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab, disiplin kerja, dan aturan atau cara
berbusana. Salah satunya motif kebersamaan dapat disalurkan melalui berbusana.
Motif
kebersamaan melalui berbusana dapat dimanifestasikan dengan menyepakati busana
seragam, baik untuk busana seragam pekerjaan atau kantor tertentu, seperti
seragam pegawai Pemerintah
Daerah (Pemda), Pajak,
Tentara Nasional Indonesia/TNI (darat, laut, udara), Polisi Republik
Indonesia (Polri), pramugari, seragam organisasi partai politik maupun seragam
sekolah dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan seragam Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA), dan seragam yang berupa jas atau jaket mahasiswa.
4. Motif
Mode
Dalam
pemilihan busana antara lain akan dipengaruhi oleh motif mode, karena
kecenderungan setiap orang ingin mengikuti mode yang sedang digemari masyarakat
atau mode yang paling mutakhir. Motif mode yang umumnya ada pada setiap orang
inipun dapat dijadikan dasar untuk memproduki busana pada
perusahaan-perusahaan industri busana. Usaha-usaha industri
busana akan berkembang pesat apabila pengelola usaha
tersebut cukup jeli melihat dan
memahami model-model mana yang digemari masyarakat, sehingga menjadi
mode yang trend di masyarakat tertentu.
Model
merupakan topik yang memberikan kegairahan kepada manusia terutama pada wanita
yang peduli pada berbusana. Mode sering berubah dari waktu ke
waktu, lebih-lebih di
negara yang mempunyai empat musim
(musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi). Perubahan musim
ini akan mendorong para desainer untuk menciptakan model-model busana yang
diprediksikan akan dapat digemari masyarakat dan berkembang di masyarakat pada
musim-musim tertentu. Dari model busana yang diciptakan para desainer itu dapat
menjadi mode yang digemari masyarakat. Selanjutnya, pemilihan model busana pada
orang-orang yang peduli dan perhatian terhadap mode yang sedang trend, menjadi
motif untuk memilih busana.
5. Motif
Urusan
Motif
urusan yaitu motif yang berkaitan dengan urusan pribadi (privacy), urusan dalam
kaitan status dan
urusan dalam suatu profesi. Berkaitan dengan motif urusan,
di antaranya memerlukan
busana yang sesuai
dengan motif urusan tersebut terutama
bagi orang-orang yang peduli, perhatian pada hal berbusana atau
orang-orang yang berada di perkotaan yang sibuk dengan berbagai kegiatan.
Motif
urusan yang berkaitan dengan berbusana ini akan memberikan arahan kepada
seseorang untuk mempergunakan busana
pada kesempatan tertentu sesuai dengan urusannya masing-masing. Busana
(pakaian) sebagai salah satu kebutuhan primer ekonomi (di samping pangan dan
papan) dalam situasi tertentu dapat menjadi urusan politik
dan hukum nasional
suatu negara. Sebagai
contoh hal itu pernah terjadi
dalam Pemerintah Churchill di Inggris mengeluarkan dekrit tentang busana
(pakaian) untuk menanggulangi kekurangan dana dan
tenaga akibat perang
yang terus berkecamuk perlu menentukan kostum siap pakai yang hemat dalam penggunaan bahan
dan perhitungan ongkos produksi.
Dekrit dimaksud dikenal Utility
Scheme Dresses.
6. Motif
Alam
Motif
alam berarti sangat menentukan jenis atau bentuk busana seperti apa, sehingga
menutup aurat dengan daun-daunan yang apapun dapat masuk tahapan manusia
berbusana. Mengamati berbusana sejak zaman primitif atau juga sekarang
pada daerah-daerah pedalaman tertentu
seperti di Irian
Jaya dapat kita
memperhatikan busana-busana yang mereka pergunakan. Mereka masih
tergantung pada alam, apalagi jika kita
melihat ke belakang, di
mana alam masih
belum terjamah manusia, teknologi
masih sangat sederhana, ilmu pengetahuan belum berkembang, sehingga manusia
masih mengandalkan atau memanfaatkan benda-benda yang ada di alam dengan
pengolahan yang sangat sederhana. Hasil kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni (ipteks) dalam bidang pertekstilan dapat menghasilkan berbagai macam
bahan busana, dari bahan yang sederhana
sampai bahan yang eksklusif untuk melayani
kebutuhan manusia, salah satunya
karena manusia memilih busana ada yang karena motif alam.
2.3
Do and Don’t dalam penampilan
Apa
yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam upaya
berpenampilan menarik antara lain meliputi kesehatan, kerapian, kebersihan,
berbusanan, asesoris, stocking, sepatu dan lainnya, dengan uraian berikut:
1. Kebersihan
dan Kerapian
a. Gigi
putih bersih.
b. Nafas
segar (hindarilah makanan beraroma menyengat).
c. Kuku
terawat bersih dan terpotong rapi.
d. Tidak
memiliki bau badan.
e. Rambut
besih dari ketombe.
f. Wajah
terawat, bebas jerawat.
g. Rambut
tidak menutupi wajah dan tertata rapi
h. Bulu
hidung, kumis tercukur rapi
i.
Telinga dan hidung bersih dari kotoran.
j.
Kacamata bersih, nyaman
dan sesuai ukuran
2. Gerakan Tubuh
a.
Tidak meregangkan tubuh didepan umum.
b.
Tidak bermain atau menarik-narik rambut.
c.
Tidak mengorek gigi,
kuping maupun hidung.
d.
Tidak menggigit kuku,
membersihkan kuku.
e.
Tidak mengetuk-ngetuk
meja.
f.
Tidak
menggoyang-goyangkan kaki.
g.
Tidak menyisir, bermake up di depan umum
h.
Tidak membasahi bibir berulang kali
i.
Tidak memainkan lidah
maupun ludah.
j.
Tidak menguap tanpa
ditutup.
k.
Tidak bermain dengan
pena.
l.
Tidak bermain dengan
permen karet.
m.
Tidak melemaskan
leher.
n.
Tidak berbisik-bisik
dengan tangan menutup.
o.
Tidak membersihkan kacamata dan menggosok mata.
p.
Berdiri dengan bertolak pinggang.
q.
Duduk dengan
meletakkan kedua siku di atas meja
3. Gerakan Tangan
a.
Tidak membunyikan
tangan.
b.
Tidak terlalu sering
menggerak-gerakan tangan saat berbicara.
c.
Saat berbicara jangan
meremas jari kedua tangan
d.
Jangan melipat-lipat
jari tangan hingga berbunyi.
e.
Jangan membicarakan
orang dengan menunjuk pada yang bersangkutan.
f.
Jangan melambaikan tangan terlalu lebar sehingga terlihat ketiak.
4. Berbusana
a.
Hindari poongan dan warna yang menarik perhatian, terutama pada bagian yang
menjadi kekurangan tubuh.
b.
Busana harus pas;
tidak boleh kesempitan ataupun kebesaran. Sempit akan memberikan kesan ramping,
namun juga menimbulkan kesan seronok, sementara kebesaran akan menimbulkan
kesan besar, gemuk dan tidak rapi.
c.
Pilihlha model, warna
dan motif yang sesuai dengan usia. Warna gelap memberikan kesan tua, sedangkan
warna terang memberikan kesan cerah muda.
d.
Busana setengah resmi
menampilkan kesan sederhana dengan menitik beratkan pada asesoris. Sedangkan
busana resmi memberi kesan mewah, bahan mengkilap sengan jahitan halus.
e.
Celana yang memberikan
kesan pendek: baggy, cut bray, palazzo, manset (ada
lipatan di bawah). Celana dengan tempat ikang pinggang harus mengguakan ikat
pinggang. Semakin pendek celana semakin tinggi kesan yang ada.
f.
Tekstur berat menambah
kesan gemuk, sebaliknya tekstur halus akan menampilkan kesan melangsingkan.
g.
Bahan ang mengkilap
nerkesan besar. Motif besar memberikan kesan lebar/gemuk. Kotak dan bola-bola
mempunyai efek berpenampilan kuat. Motif sederhana sangat baik untuk disain rumit.
Bahan kasar akan menampilkan kesan berat dan besar.
h.
Elemen vertikal (memanjang): garis-garis vertikal, lipit-lipit akan memberi
kesan semampai dan ramping. Elemen horizontal (melebar), memberikan kesan lebar
dan gemuk. Garis diagonal/serong, memberikan kesan melangsingkan.
i.
Lipit/plits jika tidak terlalu lebar akan menampilkan kesan vertikal dan
ramping. Rimpel yang banyak memberikan kesan semakin gemuk. Lipat besar
memberikan kesan memperbesar pinggang dan pinggul.
j.
Potongan di pinggul
memberikan kesan pendek. Potongan asimetris memberikan kesan kurus dan tinggi.
Potongan di pinggang memberikan kesan memotong bentuk badan, kesan pendek.
Potongan di bawah dada memberikan kesan tinggi. Potongan ‘v’ jika terlalu dalam
memberikan kesan pendek. Potongan princess memberikan kesan langsing.
5. Asesoris
a.
Panjang kalung tidak
boleh berpotongan dengan garis leher.
b.
Bros merupakan
pengganti kalung.
c.
Pada penggunaan busana
kerja tidak dianjurkan menggunakan kalung bertumpuk, choker, bersusun-susun.
d.
Busana yang telah
bersulam, menggunakan manik-manik dianjurkan untuk tidak menggunakan kalung,
karena sulaman dan bordir pada kain telah memberikan kesan meriah.
e.
Pengunaan cincin cukup
dua buah saja. Pada jam kerja disarankan tidak menggunakan gelang kroncong.
f.
Busana warna panas:
asesoris emas.
Busana warna abu-abu:
asesoris mutiara dan perak.
Busana warna hitam:
asesoris perak/emas/mutiara.
Busana warna coklat:
asesoris emas.
Busana warna biru:
asesoris perak/mutiara.
Busana warna pastel:
asesoris mutiara.
g.
Stocking, tidak digunakan pada sepatu model terbuka. Warna stockingyang digunakan, satu tingkat lebih gelap dari
warna kulit asli. Stockingwarna gelap tidak dikenakan
dengan sepatu warna terang atau yang berbeda tone. Stocking warna hitam digunakan pada malam
hari dan tidak noleh dipakai sebelum 18.00.
h.
Kaos kaki warna putih
digunakan untuk kegiatan olahraga. Warna kaos kaki mengikuti warna celana.
i.
Mengikuti aturan ‘the rule of thirteen’ (untuk wanita) dan ‘the rule of eight’ (untuk pria).
j.
Warna asesoris emas dan perak dianjurkan digunakan pada sore ke malam hari.
6. Tas Kerja dan Sepatu
a.
Bahan tas kerja
terbuat dari kulit, disarankan tidak mengkilap/lak. Model tas tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil. Tas dan briefcase senada dalam warna. Tas kerja
tidak bermotif flora, fauna maupun etnik.
b.
Sepatu
searna/senada/satu tone dengan ikat pinggang dan tas. Sepatu untuk kerja dengan
model tertutup keseluruhan ataupun didepan. Hak minimum 5-7 cm. Sepatu terbuka
untuk acara santai. Sol sepatu tidak boleh dari karet dan kayu. Motif sepatu
jangan terlalu menolok.
c.
Untuk keperluan pesta,
kenakan sepatu berhak tinggi atau runcing dengan tas kecil model fancy, dan bermake up tebal tetapi tidak menyolok.
Warna sepatu, tas maupun make up disesuaikan dengan warna busana yang dikenakan.
d.
Untuk acara santai,
kenakan sepatu dengan hak rendah, tas casual dengan ikta pinggang sportif (jika
busana memang memerlukan ikat pinggang).
e.
Warna standar sepatu.
Warna hitam: busana
hitam dan gelap.
Warna coklat tua:
busana bernuansa keckolatan.
Warna krem atau putih:
busana pastel, soft.
2.2.4 Tips berpenampilan nyaman
a. Pilih busana dengan kualitas potongan dan jahitan yang baik. Hal ini akan
sangat menentukan kenyamanan, ketahanan dan keindahan daat busana dekanakan.
b. Pilih jenis model busana yang sesuai dengan usia, warna kulit, kondisi
acara, dan profesi diri.
c. Untuk pekerjaan dalam bidang serius, hindarilah warna-warna terang yang
mencolok, seperti shocking pink, orange. Gunakan
warna pastel.
d. Perhatikan kode busana (Dress Code) saat
menghadiri suatu acara secara cermat.
e. Jangan gunakan tas bertali panjang saat berkebaya/busana nasional.
f. Hindari busana kerja yang bercorak besar dan ramai, mengkilap,
bertumpuk-tumpuk dan banyak asesoris.
g. Saat mengenakan busana resmi/formal, hindarilah penggunaan jas bermotif
kotak-kotak, dasi berwarna mencolok dan ramai, jas dengan pantalon berbeda
warna, tabrak motif.
h. Untuk pria:
- Hindari kaos kaki
putih karena termasuk kaos kaki olahraga.
- Dompet (kadang
sisir) merusak pemandangan.
- Ukuran dasi
kupu-kupu jangan terlalu besar.
- Ukuran dasi
panjang lebarnya sesuai trend dan proporsi tubuh.
- Pola dasi
bergaris/kotak-kotak terkesan kaku dan kebapakan.
- Panjang dasi pas
pada atas ban pinggang.
- Ikat pinggang
sewarna sepatu.
- Sepatu
berketinggian tidak lebih dari 3 cm.
- Kaos kaki sewarna
dengan warna celana panjang.
Busana yang
dikenakan akan menjadi menarik tergantung juga pada keadaan batin dan pikiran
sipemakai. Jika pengguna busana sedang mengalami depresi atau menderita stres,
maka akan terpancar dari raut wajah atau tingkah lakunya, yang mengakibatkan
tampilan busana yang dikenakan menjadi tidak menarik. Untuk itu perhatinkanlah
penyesuaian antara penampilan dan kebersihan/kejernihan jiwa, agar individu
dapat tampil nyaman dan menunjang kesuksesan hidu bermasyarakat.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi
di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Sangat
penting bagi seseorang untuk selalu berpenampilan menarik, karena hal tersebut
merupakan bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang serta akan
sangat berpengaruh dalam berkomunikasi dengan orang lain. Untuk berpenampilan
yang menarik tidak hanya pakaian yang harus diperhatikan, melainkan faktor
eksternal yang memperngaruhinya seperti senyum, kebersihan dan bau badan.
2. Pakaian
atau busana akan mempresentasikan karakter dan kepribadian pemakainya, cara
berpakaiannya yang sopan sesuai dengan norma-norma agama dan norma sosial yang
ada akan menggambarkan kondisi psikologis pemakainya, dan demikian pula
sebaiaknya cara berpakaian yang tidak teratur dan tidak memenuhi kriteria
kepantasan juga akan menumbuhkan bahwa seperti itulah sebenarnya kondisi
kejiwaan pemakainya, karena apa yang nampak secara lahiriah itu sesungguhya
menunjukkan apa yang tersimpan di dalam hatinya .
3. Dalam
berpenampilan yang baik, menarik dan beretika, banyak hal yang harus
diperhatikan, serta hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, hal –hal
perlu diperhatikan yaitu : kesehatan, kerapian, kebersihan, berbusanan,
asesoris, stocking, sepatu dan lainnya
4. Meskipun
seseorang mesti menjaga penampilannya agar tetap menarik, setiap orang juga
harus tetap memperhatikan kenyaman diri sendiri saat mengenakan pakaian atau
busana, karena kenyamanan seseorang dalam berpenampilan akan terpancar melalui
wajah pemakainya.
3.2
Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini,
agar kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurachman, F. “Tips untuk Berpenampilan
Menarik”. 2 Februari 2016. http://fazrinurachmanberbagi.blogspot.co.id/2013/11/tips-untukberpenampilan-nyaman-a.html.
Budi, M.
“Tak Perlu Cantik atau tampan Untuk Tampil Menarik”. 2 Februari 2016. http://www.psychoshare.com/file-953/psikologi-dewasa/tak-perlu-cantik-atau-tampan-untuk-tampil-menarik.html.
Apriliati,
D. “Etika dalam Berbusana”. 2 Februari 2016. http://ayoberbagiceria.blogspot.co.id/2013/12/makalah-etika-berbusana.html.
Nurachman,
F. “Do and Don’t Dalam Penampilan”. 2 Februari 2016. http://fazrinurachmanberbagi.blogspot.co.id/2013/11/do-and-dont-dalam-penampilan-apa-yang.html.
Nurachman, F. “Penampilan diri”. 2 Februari 2016. http://fazrinurachmanberbagi.blogspot.co.id/2013/11/penampilan-diri-penampilan-adalah.html
Waa makasi banyak yah! Artikel kamu sangat berguna dan bermanfaat sekaliii, sukak!
BalasHapus