Melbourne : Rewind #Setiap Tempat Punya Cerita (4)
Sinopsis
:
Pembaca tersayang,
Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare.
Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.
Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.
Setiap tempat punya cerita.
Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.
Enjoy the journey,
EDITOR
Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare.
Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.
Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.
Setiap tempat punya cerita.
Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.
Enjoy the journey,
EDITOR
Review :
Laura dan Max, Max dan Laura. Aku baru
beli novel ini kemarin, terus baca kemarin malam. Cocok banget buat
dibawa tidur hahaha. Udah ngga asing lagi sebenarnya dengan gaya penceritaannya
kak Winna Efendi. Setiap bab yang saya baca benar-benar bisa dinikmati
*kayakmakanaja*. Benar-benar ngga ada masalah deh waktu baca. Sudut pandangnya Max
dan Laura ketauan banget bedanya. Terus yang terpenting, saya berterima kasih
sama novel ini, karena mengangkat ceritanya juga tentang move on. Am I already
move on or not. Okay itu sedikit curhat saya hehe. Banyak banget quote yang
saya suka dalam novel ini. Bagaimana diceritakan tentang pandangan tokoh Laura yang berfikir bahwa tak semudah
itu untuk mengungkapkan tiga kata manis yang memang bagi kebanyakan orang
beranggapan begitu mudah untuk diucapkan. Butuh alasan yang cukup untuk
mengucapkan "I Love You".
Saya juga salut dengan tokoh Max di
sini. Mencintai tanpa perlu dicintai. Begitulah dari setiap bab-bab awal yang
saya baca. Endingnya sih terasa menggantung karena Max mengatakan bahwa
"...Namun apa yang kami punya sekarang sudah cukup. Gue, Laura, dan saat
ini. And I'll wait for the rest of our lives to happen.." Tetapi kutipan
dari Max ini juga
diimbangi dengan kembalinya Laura dari Road trip dan pengakuannya bahwa she
misses him. She misses Max.
The post card Pembatasnya mengingatkan saya sama coklat hehe |
Komentar
Posting Komentar